Senin, 27 Mei 2013

PENGAMATAN EMBRIO AYAM


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengamatan terhadap Perkembangan Embrio Ayam
Pengamatan terhadap perkembangan embrio ayamdup mulai dari tingkat uniseluler sampai tingkat multiselular memiliki kemampuan untuk mempertahankan jenisnya. Hal itu dimaksudkan agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan spesiesnya di muka bumi. Proses mempertahankan jenis itu dapat dikategorikan ke dalam proses reproduksi atau perkembangbiakan. Tiap jenis hewan memiliki cara reproduksi yang berbeda satu sama lain. Pada hewan avertebrata prosesnya kompleks dan melibatkan banyak organ reproduksi. Proses reproduksi didukung oleh sejumlah hormon reproduksi, sel kelamin, saluran reproduksi, dan sejumlah hormon reproduksi.
Salah satu peristiwa yang terjadi dalam reproduksi adalah rangkaian tahapan perkembangan janin atau embrio yang terdiri dari tahapan morula, blastula, gastrula, neurula, dan organogenesis.
Melalui kegiatan praktikum, praktikan dapat memahami hal-hal yang menyangkut perkembangan embrio. Dalam praktikum, praktikan dapat mengamati secara langsung semua proses-proses perkembangan embrio  khususnya perkembangan embrio ayam selama masa inkubasi.
Dengan demikian, kita tidak hanya mengetahui proses perkembangan embrio ayam melalui teori saja, tetapi juga melalui kegiatan praktikum. Dari hasil praktikum tersebut, maka kita dapat membandingkan antara teori yang diperoleh dengan pengamatan yang dilakukan secara langsung.
Tujuan
1.              Mempelajari lapisan embrional yang membentuk bakal organ.
2.              Mempelajari tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio ayam.
Manfaat

1.              Praktikan dapat memahami tahapan pembentukan embrio mulai dari morula, blastula hingga terbentuk tiga lapisan embriona dan organogenesis.
2.              Praktikan dapat mengetahui tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio ayam.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Setelah fertilisasi, sel telur burung mengalami pembelahan meroblastik dimana pembelahan sel hanya terjadi dalam daerah kecil sitoplasma yang bebas kuning telur. Pembelahan awal menghasilkan tudung sel yang disebut sebagai blastodik yang berada di atas kuning telur yang terbagi itu. Blastomer kemudian memisah menjadi dua lapisan, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah, atau epiblast dan hipolast. Rongga diantara kedua lapisan ini adalah blastosoel versi unggas (analog dengan blastosolvertebrata tanpa amnion), dan tahapan embrionik ini adalah ekivalen blastula pada unggas, meskipun bentuknya berbeda dari bola berlubang pada embrio awal katak. Pada unggas, jalur migrasi sel lapisan yang bagian atas berpindah ke arah garis tengah blastodiks, kemudian melepas dan memisah, lalu berpindah ke arah menuju kuning telur. Pergerakan ke tengah pada permukaan dan pergerakan sel ke arah dalam pada garis tengah blastodik menghasilkan lekukan yang disebut sebagai primitif streak ( Campbell, 2000 ).
Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali. Sel-sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya, disebut blastomer.
Kira-kira pada hari ke-5 sampai ke-6, di rongga sel-sel inner cell mass merembes cairan menembus zona pellucida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner sel massa tetap berkumpul di salah satu sisi ( Wikipedia, 2007 ).
Gastrula ayam ditandai dengan adanya penebalan di daerah posterior blastoderm di area pellucida. Penebalan ini kemudian memanjang ke arah anterior sehingga membentuk parit dengan pematangan deisebut daerah primitif. Gastrula ayam memiliki epiblast, hioblast dan rongga erkhentreron. Tahap neurula ayam mirip dengan embrio katak yaitu melalui tahap keping neural, lipatan neural dan bumbung neural. Organogenesis merupakan proses lanjutan setelah terbentuk neurula. Proses ini meliputi pembentukan bakal organ dari lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Perkembangan embrio ayam pada berbagai umur inkubasi merupakan media yang jelas untuk memperlihatkan organogenesis (Modul Embriologi, 2000).
Pada ayam betina, terdapat sepasang ovari, hanya yang dextrum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menujulur oviduk panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corong. Lubang oviduk itu disebut ostium abdominalis.
Dinding oviduk selanjutnya tersusun atas musculus dan ephytelium yang bersifat glandular, yang memberi sekresi yang kelak membungkus telur, yakni albumen sebagai putih telur, membran tipis di sebelah luar albumen dan cangkok yang berbahan zat kapur yang disebut oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus sebenarnya belum ada. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan melakukan kopulasi ( Jasin, 1992).
Bagian dari kuning telur yaitu kantung chorion, dimana membran ekstra embrio yang paling luar dan yang berbatasan dengan cangkang atau jaringan induk, merupakan tempat pertukaran antara embrio dan lingkungan diseitarnya adalah chorion atau serosa. Kantung allantois, dimana kantung ini merupakan suatu kantung yang terbentuk sebagai hasil evaginasi bagian ventral usus belakang pada tahap awal perkembangan. Fungsi kantung ini sebagai tempat penampungan dan penyimpanan urin dan sebagai organ pertukaran gas antara embrio dengan lingkungan luarnya. Lapisan penyusun kantung allantois sama dengan kantung yolk, yaitu splanknopleura yang terdiri atas endoderm di dalam dan mesoderm splank di luar. Kantung amnion, kantung ini adalah suatu membran tipis yang berasal dari somatoplura berbentuk suatu kantung yang menyelubungi embrio yang berisi cairan. Dimana kantung ini berfungsi sebagai pelindung embrio terhadap kekeringan, penawar goncangan, pengaturan suhu intrauterus, dan anti adhesi (Adnan, 2010).


BAB III
METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan :
Cawan petri
Bak aluminium
Embrio ayam
Cara kerja :
a.       Memilih ayam yang baik yang berasal dari telur kampung yang telah dibuahi lalu inkubasi
b.      Memecahkan telur yang sudah diinkubasi dan tuang pada cawan petri yang telah berisi NaCl fisioligis 0,9 %
c.       Mengamati bagian embrio
d.       Melakukan perlakuan yang sama untuk telur dengan masa inkubasi 48 jam dan 72 jam.
e.       Pemeriksaan dilakukan pada telur-telur yang sedang ditetaskan. Perhatikan pertumbuhan yang terjadi pada hari 2, 3, 5, 7, 9, 13, 15, 17, dan 19 masa inkubasi.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pengamatan hari ke-1


·                     Terbentuknya area ovaca dan membarana vitelin
·                     Adanya peta takdir dan zona pelusida
·                     Kuning telur, albumen (putih telur) dan kalaza masih jelas terlihat.
Pengamatan hari ke-2


 
·                     Jantung telah terbentuk
·                     Masih terbentuknya Area Ovaca, peta takdir, kuning telur dan albumen.
·                     Mulai terbentuknya pembuluh darah yang berwarna agak kemerah-merahan
·                     Sudah adanya noktah (bakal embrio)
Pengamatan Hari ke-3
 
·                     Jantung mulai berdetak
·                     Kuning telur berada ditengah dan albumen masih banyak
·                     Sudah terbentuk bakal mata,bakal kaki dan cairan amnion walaupun masih sedikit
·                     Pembuluh darah agak lebih banyak.
Pengamatan hari ke-5
·         Ekor dan kepala sudah berdekatan tampak seperti huruf C
·         Amnion dan alantois sudah kelihatan
·         Embrio terletak di dalam amnion
·         Pembuluh darah semakin banyak dari hari sebelumnya
·         Terdapat optic focicel, prosencephalon, metencephalon, rombecenphalon dan umbilicalis
Pengamatan hari ke-7
 
·                     Paruh mulai keras.
·                     Bentuk kaki sudah tampak dan jari kaki mulai membayang.
·                     Sudah mulai terbentuk paruh, sayap dan bulu.

Pengamatan hari ke-9
 
·                     Paruh sudah mengeras.
·                     ukuran Alantaois mencapai maksimum.
·                     embrio berputar mengatur posisi sejajar bentuk telur.
·                     Kaki mulai tumbuh.
·                     Pembuluh darah semakin banyak.


Pengamatan Hari ke-11
·                Paruh sudah mulai mengeras
Pengamatan hari ke-12
Mulai tumbuh folikel rambut.
Paruh dan anggota gerak sudah mulai mengeras.

Pengamatan hari ke-13
Bulu semakin tumbuh
Cakar dan sisik sudah mulai terbentuk
Alantois (ekskresi)
Pengamatan hari ke-14

·                     Organ semakin sempurna
·                     Kepala mengarah ke sayap sebelah kanan rongga udara
Pengamatan hari ke-16

·         Sisik, cakar dan paruh sudah mengeras
·         Kuning telur membeku
·         Telinga, mata, dan ekor menuju ke arah sempurna
·         Ginjal mulai memproduksi uretas

Pengamatan hari ke-17
·                     Selaput kuning telur mulai memasuki rongga badan
·                     ayam dalam kedudukan baik untuk mulai membuat saluran kedinding telur
·                     Paruh menghadap keruang udara
·                     cairan amnion mulai menghilang
Pengamatan hari ke-18

·                Vitelin mulai terserap ke tubuh
·                Terjadi pengurangan cairan embrionik
·                Bulu sudah menutupi seluruh permukaan tubuh dan paruh mengarah ke kantung udara.
Pengamatan hari ke-19
·                     Kuning telur masuk ke dalam rongga perut embrio
·                     selaput kuning telur melengkapi pintu masuk dalam rongga badan
·                     embrio menepati seluruh area kulit kecuali ruang udara
·                     pusat mulai tertutup
·                     paruh menembus selaput kulit bagian dan pelan-pelan mulai menghirup udara lewat hidung.
·                     Pernafasan dengan paru-paru sudah mulai berlangsung.

Pengamatan hari ke-20
·                Vitelin hampir habis
·                Embrio sudah memenuhi seluruh telur kecuali rongga udara.

Pembahasan
Secara umum telur terdiri dari 5 bagian, yaitu secara berurutan dari luar, selaput kerabang, kerabang, germinal, kuning telur dan putih telur. Untuk melihat mutu telur yang baik harus diperhatikan beberapa hal antara lain, kebersihan kerabang, bentuk dan berat, ukuran, kondisi (kasar, licin dan keretakan), indeks kuning telur, kekentalan albumin dan ketebalan albumin. Semakin tinggi nilai HU, kebersihan kerabang dan kelicinan maka semakin lama daya simpan dan kelayakan konsumsi dari kuning telur tersebut.
Menurut fungsinya saluran telur dibagi menjadi 5 bagian yaitu corong/infundibulum, magnum yang menghasilkan albumin kental, istmus yang mengeluarkan selaput kerabang, uterus /kelenjar kerabang, vagiana yaitu liang menuju kloaka.
Kerabang atau kulit telur merupakan pembungkus luar yang kuat untuk melindungi seluruh isi didalamnya. Telur selama proses pembentukannya paling lama tinggal dalam kelenjar kerabang, yaitu selama 19-20 jam.
Tahap-tahap perkembangan pada embrio adalah tahap mefalla, blastula, dan gastrula sampai primitive strek, tahap ini disebut embryogenesis. Sejak hari keenam foetus telah diselubungi oleh placenta foetalis yang didalamnya terdapat cairan amnion, fungsinya :


a.              Mencegah embrio dari kekeringan dan juga tempat berenangnya foetus untuk mempermudah gerakan serta memposisi.
b.              Melindungi foetus dari benturan-benturan dari luar.
c.              Mempermudah pada saat penetasan.
d.             Menyerap albumin.
Kuning telur semakin lama semakin habis karena diserap sebagai cadangan makanan mulai embrio berumur 24 jam sampai hari ke-18 sampai ke-20. Albumin emakin lama semakin berkurang tepapi hasil praktikun pada hari ke-15 tersebut masih dijumpai dan pada hari ke-19 baru habis. Ini disebabkan oleh :
1. Faktor kandungan telur itu sendiri atau ketidakbaikan yang dibawanya.
2. Faktor genetik yang dibawanya.
3. Faktor penyerapan dari amnion.
4. Faktor penyerapan dari amnion lambat.
5. Faktor lingkungan (incubator).
Atlantois berasal dari kantong yang berhubungan dengan usus embrio (tangkai atlantois) dan behubungan dengan yolk stlak, fungsinya :
·         Tempat pembuangan sisa metabolisme.
·         Sebagai paru-paru foetalis.
·         Membentuk funiculus umbilicalis melalui atlanto chorion membrane.

Chorion bersama-sama dengan amnion berkembang sebagai cripta dari somatopleura yang selanjutnya berkembang menjadi chorion yang fungsinya sebagai tempat tumbuhnya villi-villi yang merupakan bagian dari placenta fotalis. Perbedaan telur ayam kampung mempengaruhi masa perkembangan embrio ayam.
Putih telur terdiri atas protein, terutama lisosin, yang memilki kemampuan antibakteri untuk membantu mengurangi kerusakan telur. Telur utuh terdiri dari beberapa komponen yaitu air 66% dan bahan kering 34% yang tersusun atas protein 12%, lemak 10%, karbohidrat 1% dan abu 11%. Di dalam bahan kering terdapat kandungan protein, lemak dan abu, yang hamper sama banyak, yang paling sedikit adalah karbohidrat. Kuning telur adalah salah satu komponen tang mengandung nutrisi terbanyak dalam telur. Kuning telur mengandung air sekitar 48% dan lemak 33%.
Ukuran telur untuk setiap ayam sangat bervariasi. Berat telur terdiri atas jumlah berat dari setiap bagiannya. Oleh sebab itu apapun yang mempengaruhi berat dari setiap bagian akan mempunyai pengaruh terhadap berat telur secara keseluruhan. Ukuran kecil dari telur ayam dara yang baru pertama kali bertelur sebagian dipengaruhi oleh ukuran kuning telur yang kecil serta jumlah albumin yang kurang.


BAB V
PENUTUP
Kesimpulan

1.              Ukuran dari telur setiap ayam sangat bervariasi
2.              Tahap-tahap perkembangan pada embrio adalah disebut embryogenesis
3.              Chorion bersama amnion berkembang menjadi chorion yang fungsinya sebagai tempat tumbuhnya villi-villi yang merupakan bagian dari placenta foetalis.









DAFTAR PUSTAKA


Gunawan, Kosasih. 1981. Embriologi Kedokteran Terjemahan dari Text Book of Medical Embriology.EGC: Jakarta.
Mayer, H. H and G. E. Bodford. 1979. Estrus Ovulation and Body Composition of Selected Strainc of Mice Adlibitum and Restricten Feed Intake Animal Science. Hal: 271-279.
Milton L. Scott cs. 1976, Copper content of the Body, Nutrition of the Chicken, 335.
R. Anggoridi, 2003, Ilmu Makanan Ternak Umum, Jakarta.
Milton L. Scott, Malden C. Nesheim dan Robert J. Young, 1976, The Animal’s need for amino acid, Nutrition of the Chicken, 59.
Yatim, Wildan. 1976. Embriology. Tarsito : Bandung.
Bradley M, Patten.(1950). Early Embriology of The Thich. McGraw-Hill Book Company,
New York.

0 komentar:

Posting Komentar