BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengamatan
terhadap Perkembangan Embrio Ayam
Pengamatan
terhadap perkembangan embrio ayamdup mulai dari tingkat uniseluler sampai
tingkat multiselular memiliki kemampuan untuk mempertahankan jenisnya. Hal itu
dimaksudkan agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan spesiesnya di muka
bumi. Proses mempertahankan jenis itu dapat dikategorikan ke dalam proses
reproduksi atau perkembangbiakan. Tiap jenis hewan memiliki cara reproduksi
yang berbeda satu sama lain. Pada hewan avertebrata prosesnya kompleks dan
melibatkan banyak organ reproduksi. Proses reproduksi didukung oleh sejumlah
hormon reproduksi, sel kelamin, saluran reproduksi, dan sejumlah hormon
reproduksi.
Salah
satu peristiwa yang terjadi dalam reproduksi adalah rangkaian tahapan
perkembangan janin atau embrio yang terdiri dari tahapan morula, blastula,
gastrula, neurula, dan organogenesis.
Melalui
kegiatan praktikum, praktikan dapat memahami hal-hal yang menyangkut
perkembangan embrio. Dalam praktikum, praktikan dapat mengamati secara langsung
semua proses-proses perkembangan embrio
khususnya perkembangan embrio ayam selama masa inkubasi.
Dengan
demikian, kita tidak hanya mengetahui proses perkembangan embrio ayam melalui
teori saja, tetapi juga melalui kegiatan praktikum. Dari hasil praktikum
tersebut, maka kita dapat membandingkan antara teori yang diperoleh dengan
pengamatan yang dilakukan secara langsung.
Tujuan
1.
Mempelajari lapisan
embrional yang membentuk bakal organ.
2.
Mempelajari tahap
pembentukan organ pada berbagai umur embrio ayam.
Manfaat
1.
Praktikan dapat
memahami tahapan pembentukan embrio mulai dari morula, blastula hingga
terbentuk tiga lapisan embriona dan organogenesis.
2.
Praktikan dapat
mengetahui tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio ayam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Setelah
fertilisasi, sel telur burung mengalami pembelahan meroblastik dimana
pembelahan sel hanya terjadi dalam daerah kecil sitoplasma yang bebas kuning
telur. Pembelahan awal menghasilkan tudung sel yang disebut sebagai blastodik
yang berada di atas kuning telur yang terbagi itu. Blastomer kemudian memisah
menjadi dua lapisan, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah, atau epiblast dan
hipolast. Rongga diantara kedua lapisan ini adalah blastosoel versi unggas
(analog dengan blastosolvertebrata tanpa amnion), dan tahapan embrionik ini
adalah ekivalen blastula pada unggas, meskipun bentuknya berbeda dari bola
berlubang pada embrio awal katak. Pada unggas, jalur migrasi sel lapisan yang
bagian atas berpindah ke arah garis tengah blastodiks, kemudian melepas dan
memisah, lalu berpindah ke arah menuju kuning telur. Pergerakan ke tengah pada
permukaan dan pergerakan sel ke arah dalam pada garis tengah blastodik
menghasilkan lekukan yang disebut sebagai primitif streak ( Campbell, 2000 ).
Zigot
mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali. Sel-sel yang
dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya,
disebut blastomer.
Kira-kira
pada hari ke-5 sampai ke-6, di rongga sel-sel inner cell mass merembes cairan
menembus zona pellucida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini
kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga
blastokista. Inner sel massa tetap berkumpul di salah satu sisi ( Wikipedia,
2007 ).
Gastrula
ayam ditandai dengan adanya penebalan di daerah posterior blastoderm di area
pellucida. Penebalan ini kemudian memanjang ke arah anterior sehingga membentuk
parit dengan pematangan deisebut daerah primitif. Gastrula ayam memiliki
epiblast, hioblast dan rongga erkhentreron. Tahap neurula ayam mirip dengan
embrio katak yaitu melalui tahap keping neural, lipatan neural dan bumbung
neural. Organogenesis merupakan proses lanjutan setelah terbentuk neurula.
Proses ini meliputi pembentukan bakal organ dari lapisan ektoderm, mesoderm,
dan endoderm. Perkembangan embrio ayam pada berbagai umur inkubasi merupakan
media yang jelas untuk memperlihatkan organogenesis (Modul Embriologi, 2000).
Pada
ayam betina, terdapat sepasang ovari, hanya yang dextrum mengalami atrophis
(mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menujulur oviduk panjang
berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corong.
Lubang oviduk itu disebut ostium abdominalis.
Dinding
oviduk selanjutnya tersusun atas musculus dan ephytelium yang bersifat
glandular, yang memberi sekresi yang kelak membungkus telur, yakni albumen
sebagai putih telur, membran tipis di sebelah luar albumen dan cangkok yang
berbahan zat kapur yang disebut oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus
sebenarnya belum ada. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan melakukan
kopulasi ( Jasin, 1992).
Bagian
dari kuning telur yaitu kantung chorion, dimana membran ekstra embrio yang
paling luar dan yang berbatasan dengan cangkang atau jaringan induk, merupakan
tempat pertukaran antara embrio dan lingkungan diseitarnya adalah chorion atau
serosa. Kantung allantois, dimana kantung ini merupakan suatu kantung yang
terbentuk sebagai hasil evaginasi bagian ventral usus belakang pada tahap awal
perkembangan. Fungsi kantung ini sebagai tempat penampungan dan penyimpanan
urin dan sebagai organ pertukaran gas antara embrio dengan lingkungan luarnya.
Lapisan penyusun kantung allantois sama dengan kantung yolk, yaitu
splanknopleura yang terdiri atas endoderm di dalam dan mesoderm splank di luar.
Kantung amnion, kantung ini adalah suatu membran tipis yang berasal dari
somatoplura berbentuk suatu kantung yang menyelubungi embrio yang berisi
cairan. Dimana kantung ini berfungsi sebagai pelindung embrio terhadap
kekeringan, penawar goncangan, pengaturan suhu intrauterus, dan anti adhesi
(Adnan, 2010).
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
Alat dan Bahan :
Cawan
petri
Bak
aluminium
Embrio
ayam
Cara kerja :
a. Memilih ayam
yang baik yang berasal dari telur kampung yang telah dibuahi lalu inkubasi
b. Memecahkan
telur yang sudah diinkubasi dan tuang pada cawan petri yang telah berisi NaCl
fisioligis 0,9 %
c. Mengamati
bagian embrio
d. Melakukan
perlakuan yang sama untuk telur dengan masa inkubasi 48 jam dan 72 jam.
e. Pemeriksaan
dilakukan pada telur-telur yang sedang ditetaskan. Perhatikan pertumbuhan yang
terjadi pada hari 2, 3, 5, 7, 9, 13, 15, 17, dan 19 masa inkubasi.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pengamatan
hari ke-1
·
Terbentuknya area ovaca dan membarana
vitelin
·
Adanya peta takdir dan zona pelusida
·
Kuning telur, albumen (putih telur) dan
kalaza masih jelas terlihat.
Pengamatan hari ke-2
·
Jantung telah terbentuk
·
Masih terbentuknya Area Ovaca, peta
takdir, kuning telur dan albumen.
·
Mulai terbentuknya pembuluh darah yang
berwarna agak kemerah-merahan
·
Sudah adanya noktah (bakal embrio)
Pengamatan Hari ke-3
·
Jantung mulai berdetak
·
Kuning telur berada ditengah dan albumen
masih banyak
·
Sudah terbentuk bakal mata,bakal kaki
dan cairan amnion walaupun masih sedikit
·
Pembuluh darah agak lebih banyak.
Pengamatan hari ke-5
·
Ekor
dan kepala sudah berdekatan tampak seperti huruf C
·
Amnion
dan alantois sudah kelihatan
·
Embrio
terletak di dalam amnion
·
Pembuluh
darah semakin banyak dari hari sebelumnya
·
Terdapat
optic focicel, prosencephalon, metencephalon, rombecenphalon dan umbilicalis
Pengamatan
hari ke-7
·
Paruh mulai keras.
·
Bentuk kaki sudah tampak dan jari kaki
mulai membayang.
·
Sudah mulai terbentuk paruh, sayap dan
bulu.
Pengamatan
hari ke-9
·
Paruh sudah mengeras.
·
ukuran Alantaois mencapai maksimum.
·
embrio berputar mengatur posisi sejajar
bentuk telur.
·
Kaki mulai tumbuh.
·
Pembuluh darah semakin banyak.
Pengamatan Hari ke-11
·
Paruh sudah mulai mengeras
Pengamatan
hari ke-12
Mulai
tumbuh folikel rambut.
Paruh
dan anggota gerak sudah mulai mengeras.
Pengamatan
hari ke-13
Bulu
semakin tumbuh
Cakar
dan sisik sudah mulai terbentuk
Alantois
(ekskresi)
Pengamatan
hari ke-14
·
Organ semakin sempurna
·
Kepala mengarah ke sayap sebelah kanan
rongga udara
Pengamatan
hari ke-16
·
Sisik,
cakar dan paruh sudah mengeras
·
Kuning
telur membeku
·
Telinga,
mata, dan ekor menuju ke arah sempurna
·
Ginjal
mulai memproduksi uretas
Pengamatan
hari ke-17
·
Selaput kuning telur mulai memasuki
rongga badan
·
ayam dalam kedudukan baik untuk mulai membuat saluran kedinding telur
·
Paruh menghadap keruang udara
·
cairan amnion mulai menghilang
Pengamatan
hari ke-18
·
Vitelin mulai terserap ke tubuh
·
Terjadi pengurangan cairan embrionik
·
Bulu sudah menutupi seluruh permukaan
tubuh dan paruh mengarah ke kantung udara.
Pengamatan
hari ke-19
·
Kuning telur masuk ke dalam rongga perut
embrio
·
selaput kuning telur melengkapi pintu
masuk dalam rongga badan
·
embrio menepati seluruh area kulit
kecuali ruang udara
·
pusat mulai tertutup
·
paruh menembus selaput kulit bagian dan
pelan-pelan mulai menghirup udara lewat hidung.
·
Pernafasan
dengan paru-paru sudah mulai berlangsung.
Pengamatan
hari ke-20
·
Vitelin hampir habis
·
Embrio sudah memenuhi seluruh telur
kecuali rongga udara.
Pembahasan
Secara umum telur terdiri dari 5 bagian,
yaitu secara berurutan dari luar, selaput kerabang, kerabang, germinal, kuning
telur dan putih telur. Untuk melihat mutu telur yang baik harus diperhatikan
beberapa hal antara lain, kebersihan kerabang, bentuk dan berat, ukuran,
kondisi (kasar, licin dan keretakan), indeks kuning telur, kekentalan albumin
dan ketebalan albumin. Semakin tinggi nilai HU, kebersihan kerabang dan
kelicinan maka semakin lama daya simpan dan kelayakan konsumsi dari kuning
telur tersebut.
Menurut fungsinya
saluran telur dibagi menjadi 5 bagian yaitu corong/infundibulum, magnum yang
menghasilkan albumin kental, istmus yang mengeluarkan selaput kerabang, uterus
/kelenjar kerabang, vagiana yaitu liang menuju kloaka.
Kerabang atau kulit
telur merupakan pembungkus luar yang kuat untuk melindungi seluruh isi
didalamnya. Telur selama proses pembentukannya paling lama tinggal dalam
kelenjar kerabang, yaitu selama 19-20 jam.
Tahap-tahap perkembangan pada embrio
adalah tahap mefalla, blastula, dan gastrula sampai primitive strek, tahap ini
disebut embryogenesis. Sejak hari keenam foetus telah diselubungi oleh placenta
foetalis yang didalamnya terdapat cairan amnion, fungsinya :
a.
Mencegah embrio dari kekeringan dan juga
tempat berenangnya foetus untuk mempermudah gerakan serta memposisi.
b.
Melindungi foetus dari benturan-benturan
dari luar.
c.
Mempermudah pada saat penetasan.
d.
Menyerap albumin.
Kuning telur semakin lama semakin habis
karena diserap sebagai cadangan makanan mulai embrio berumur 24 jam sampai hari
ke-18 sampai ke-20. Albumin emakin lama semakin berkurang tepapi hasil
praktikun pada hari ke-15 tersebut masih dijumpai dan pada hari ke-19 baru
habis. Ini disebabkan oleh :
1. Faktor kandungan telur itu sendiri
atau ketidakbaikan yang dibawanya.
2. Faktor genetik yang dibawanya.
3. Faktor penyerapan dari amnion.
4. Faktor penyerapan dari amnion lambat.
5. Faktor lingkungan (incubator).
Atlantois berasal dari kantong yang
berhubungan dengan usus embrio (tangkai atlantois) dan behubungan dengan yolk
stlak, fungsinya :
·
Tempat pembuangan sisa metabolisme.
·
Sebagai paru-paru foetalis.
·
Membentuk funiculus umbilicalis melalui
atlanto chorion membrane.
Chorion bersama-sama dengan amnion
berkembang sebagai cripta dari somatopleura yang selanjutnya berkembang menjadi
chorion yang fungsinya sebagai tempat tumbuhnya villi-villi yang merupakan
bagian dari placenta fotalis. Perbedaan telur ayam kampung mempengaruhi masa
perkembangan embrio ayam.
Putih telur terdiri atas protein,
terutama lisosin, yang memilki kemampuan antibakteri untuk membantu mengurangi
kerusakan telur. Telur utuh terdiri dari beberapa komponen yaitu air 66% dan
bahan kering 34% yang tersusun atas protein 12%, lemak 10%, karbohidrat 1% dan
abu 11%. Di dalam bahan kering terdapat kandungan protein, lemak dan abu, yang
hamper sama banyak, yang paling sedikit adalah karbohidrat. Kuning telur adalah salah satu komponen tang mengandung nutrisi terbanyak
dalam telur. Kuning
telur mengandung air sekitar 48% dan lemak 33%.
Ukuran telur untuk
setiap ayam sangat bervariasi. Berat telur terdiri atas jumlah berat dari
setiap bagiannya. Oleh sebab itu apapun yang mempengaruhi berat dari setiap
bagian akan mempunyai pengaruh terhadap berat telur secara keseluruhan. Ukuran
kecil dari telur ayam dara yang baru pertama kali bertelur sebagian dipengaruhi
oleh ukuran kuning telur yang kecil serta jumlah albumin yang kurang.
BAB
V
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Ukuran
dari telur setiap ayam sangat bervariasi
2.
Tahap-tahap perkembangan pada embrio
adalah disebut embryogenesis
3.
Chorion bersama amnion berkembang
menjadi chorion yang fungsinya sebagai tempat tumbuhnya villi-villi yang
merupakan bagian dari placenta foetalis.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan,
Kosasih. 1981. Embriologi
Kedokteran Terjemahan dari Text Book of Medical Embriology.EGC: Jakarta.
Mayer,
H. H and G. E. Bodford. 1979. Estrus
Ovulation and Body Composition of Selected
Strainc of Mice Adlibitum and Restricten Feed Intake Animal Science. Hal: 271-279.
Milton
L. Scott cs. 1976, Copper content of the Body, Nutrition of the Chicken, 335.
R.
Anggoridi, 2003, Ilmu Makanan Ternak Umum, Jakarta.
Milton
L. Scott, Malden C. Nesheim dan Robert J. Young, 1976, The Animal’s need for amino acid, Nutrition of the Chicken,
59.
Yatim,
Wildan. 1976. Embriology.
Tarsito : Bandung.
Bradley M, Patten.(1950). Early Embriology of The Thich.
McGraw-Hill Book Company,
New York.
0 komentar:
Posting Komentar