Rabu, 10 April 2013

ORGAN KELAMIN BETINA

BAB I
LATAR BELAKANG
Reproduksi adalah naluri setiap organisme untuk beranak-pinak. Ciri etik individu makhluk hidup  ialah bahwa umurnya terbatas, dan pada suatu ketika akan menjadi tua kemudian mati karena suatu faktor, baik itu parasit, pemangsa atau sebagainya. Karena itu perlu suatu perkembangan baru untuk mengganti reputasi yang telah tiada. Jadi kelangsungan hidup individu sebagian ditunjukkan untuk memenuhi kemampuan reproduksi yang mutlak bagi kelstarian spesies. Sapi betina tidak hanya memproduksi sel kelamin yang sangat penting untuk mengawali kehidupan turunannya yang baru, tetapi ia menyediakan pula tempat beserta lingkungan untuk perkembangan individu baru itu, dimulai dari waktu pembuahan ovum dan memeliharanya selama awal kehidupanya. Tugas ini dilaksanakan oleh alat reproduksi primer dan sekunder. Alat reproduksi primer, yaitu ovaria memproduksi ovum dan hormon betina. Organ reproduksi sekunder terdiri dari tuba fallopi, uterus, cerviks, vagina dan vulva. Fungsi alat-alat ini adalah menerima dan mempersatukan sel kelamin jantan dan betina, memelihara dan melahirkan individu baru.

Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Dasar Reproduksi ini mengenai Pengenalan Organ Reproduksi Betina adalah untuk mengetahui bentuk dan ukuran dan bentuk anatomis dari bagian-bagian organ kelamin betina serta mengetahui fungsi dari masing-masing bagian tersebut.
 Kegunaannya adalah agar dapat mengenal dan mengetahui letak, fungsi dan bentuk dari masing-masing bagian organ kelamin betina serta mengetahui ukuran dari masing-masing bagian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 Hewan betina tidak hanya menghasilkan sel-sel kelamin betina yang penting untuk suatu individu baru, tetapi juga menyediakan lingkungan dimanaindividu tersebut terbentuk, diberimakan dan berkembang selama masa – masa permulaan hidupnya. Fungsi – fungsi ini dijalankan oleh organ-organ reproduksi primer dan sekunder.(Aninomous, 2009)
Alat kelamin betina dapat dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu :
  1. Organ kelamin primer reproduksi betina terbagi menjadi yaitu : gonad atau ovarium, merupakan bagian alat kelamin yang utama : Ovarium menghasilkan sel telur, oleh karena itu dalam bahasa indonesia yang seringkali disebut induk telur, indung telur atau ada pula yang memberikan nama pengarang telur.
  2. Organ kelamin sekunder reproduksi betina terbagi menjadi : oviduct atau tuba falopii, uterus yang terbagi lagi atas kornua uteri dan korpus uteri, serviks dan vagina.
  3. Organ kelamin bagian luar terdiri atas : klitoris dan vulva.
 Fungsi organ-organ reproduksi sekunder adalah menerima dan menyalurkan sel-sel kelamin jantan dan betina, memberi makan dan melahirkan individu baru. Alat-alat kelamin dalam digantung oleh ligamentum lata. Ligament ini terdiri dari mesovarium, mesosalpinx dan mesometrium yang masing-masing menggantung ovarium, tuba fallopii dan uterus. Pada sapi dan domba, pertautan ligamentum lata adalah dorsolateral, di daerah ilium, sehingga uterus terletak bagaikan tanduk domba jantan cekung ke arah dorsal dan ovaria terletak dekat pelvis.(Aninomous, 2009)
 Ovum (sel telur) dilepaskan dari ovary dimana (dalam keadaan normal) terjadi proses pembuahan (fertilisasi), dalam perjalanan ovum dari ovary menuju keuterus. Didalam uterus telur yang sudah dibuahi itu berkembang menjadi embrio dan berkembang menjadi fetus, yang pada akhirnya keluar dari uterus menuju vagina dan vulva, sebagai anak yang baru lahir (neonat). (Fransons, 1996)
BAB III
PEMBAHASAN
  •  Organ Kelamin Primer 
Ovarium 

   Ovarium adalah organ primer (atau esensial) reproduksi pada betina seperti halnya testes pada hewan. Ovari dapat dianggap bersifat endokrin atau sitogenik (menghasilkan sel) karena mampu menghasilkan hormon yang akan diserap langsung ke dalam peredaran darah, dan juga ovum. 
Ovarium merupakan sepasang kelenjar yang terdiri dari ovari kanan yang terletak di belakang ginjal kanan dan ovari kiri yang terletak di belakang ginjal kiri. Ovarium seekor sapi betina bentuknya menyerupai biji buah almond dengan berat rata-rata 10 sampai 20 gram. Sebagai perbandingan, pada sapi jantan dimana ”biji” pejantan berkembang di tubulus seminiferus yang letaknya di dalam pada betina jaringan yang menghasilkan ovum (telur) berada sangat dekat dengan permukaan ovari. 
Ovarium terletak di dalam rongga perut berfungsi untuk memproduksi ovum dan sebagai penghasil hormon estrogen, progesteron dan inhibin. Ovarium digantung oleh suatu ligamentum yang disebut mesovarium yang tersusun atas syaraf-syaraf dan pembuluh darah, berfungsi untuk mensuplai makanan yang diperlukan oleh ovarium dan sebagai saluran reproduksi. Ovarium pada preparat praktikum ini berbentuk lonjong bulat.
 Fungsi ovarium sendiri adalah memproduksi ovum, penghasil hormon estrogen, progesteron dan inhibin.
 Pada semua hewan menyusui mempunyai sepasang ovarium dan mempunyai ukuran yang berbeda-beda tergantung pada species, umur dan masa (stadium) reproduksi hewan betina. Bentuk ovarium tergantung pada golongan hewan: 
  1. Pada golongan hewan yang melahirkan beberapa anak dalam satu kebuntingan disebut Polytocous, ovariumnya berbentuk seperti buah murbei, contoh: babi, anjing, kucing 
  2. Pada golongan hewan yang melahirkan satu anak dalam satu kebuntingan disebut Monotocous, ovariumnya berbentuk bulat panjang oval, contoh: sapi, kerbau, sedang pada ovarium kuda bebentuknya seperti ginjal. 
Ovarium mengandung folikel-folikel yang di dalamnya terdapat masing-masing satu ovum. Pembentukan dan pertumbuhan folikel ini dipengaruhi oleh hormon FSH (Folicle stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar adenohipofise. Folikel di dalam ovarium terdiri dari beberapa tahap yaitu folikel primer, terbentuk sejak masih dalam kandungan dan mengandung oogonium yang dikelilingi oleh satu lapis sel folikuler kecil; folikel sekunder, terbentuk setelah hewan lahir dan sel folikulernya lebih banyak; folikel tertier, terbentuk pada saat hewan mencapai dewasa dan mulai mengalami siklus birahi; dan yang terakhir adalah folikel de Graaf, merupakan folikel terbesar pada ovarium pada waktu hewan betina menjelang birahi.
Folikel de Graaf inilah yang akan siap diovulasikan (peristiwa keluarnya ovum dari folikel) dan jumlahnya hanya satu karena sapi merupakan hewan monotokosa yang menghasilkan satu keturunan setiap kebuntingan. Peristiwa ovulasi diawali dengan robeknya folikel de Graaf pada bagian stigma dipengaruhi oleh hormon LH (Luteinizing hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar adenohipifise. LH menyebabkan aliran darah di sekitar folikel meningkat dan menyebabkan dinding olikel pecah. Bekas tempat ovum yang baru keluar disebut corpus haemorragicum yang dapat kemasukan darah akibat meningkatnya aliran darah dan menjadi merah, setelah itu terbentuk corpus luteum (berwarna coklat) yang akan menghasilkan hormon progesteron untuk mempertahankan kebuntingan dan menghambat prostaglandin. Sehingga pada saat bunting tidak terjadi ovulasi karena prostaglandin yang mempengaruhi hormon estrogen dan FSH. 

  • Organ Kelamin Sekunder
 Oviduct (Tuba Fallopi) 
Oviduct merupakan saluran yang bertugas untuk menghantarkan sel telur (ovum) dari ovarium ke uterus. Oviduct digantung oleh suatu ligamentum yaitu mesosalpink yang merupakan saluran kecil yang berkelok-kelok dari depan ovarium dan berlanjut di tanduk uterus.

Oviduct terbagi menjadi 3 bagian. Pertama adalah infundibulum, yaitu ujung oviduct yang letaknya paling dekat dengan ovarium. Infundibulum memiliki mulut dengan bentuk berjumbai yang berfungsi untuk menangkap ovum yang telah diovulasikan oleh ovarium. Mulut infundibulum ini disebut fimbria. Salah satu ujungnya menempel pada ovarium sehinga pada saat ovulasi dapat menangkap ovum. Sedangkan lubang infundibulum yang dilewati ovum menuju uterus disebut ostium. Setelah ovum ditangkap oleh fimbria, kemudian menuju ampula yaitu bagian oviduct yang kedua, di tempat inilah akan terjadi fertilisasi. Sel spermatozoa akan menunggu ovum di ampula untuk dibuahi. Panjang ampula merupakan setengah dari panjang oviduct. Ampula bersambung dengan bagian oviduct yang terakhir yaitu isthmus. Bagian yang membatasi antara ampula dengan isthmus disebut ampulary ismich junction. Isthmus dihubungkan langsung ke uterus bagian cornu (tanduk) sehingga di antara keduanya dibatasi oleh utero tubal junction.

Dinding oviduct terdiri atas 3 lapisan yaitu membrana serosa merupakan lapisan terdiri dari jaringan ikat dan paling besar, membrana muscularis merupakan lapisan otot dan membrana mucosa merupakan lapisan yang membatasi lumen.

Fungsi oviduct :
1.menerima sel telur yang diovulasikan oleh ovarium,
2.transport spermatozoa dari uterus menuju tempat pembuahan
3.tempat pertemuan antara ovum dan spermatozoa (fertilisasi)
4.tempat terjadinya kapasitasi spermatozoa
5.memproduksi cairan sebagai media pembuahan dan kapasitasi spermatozoa
6.transport yang telah dibuahi (zigot) menuju uterus.
Uterus
Uterus merupakan struktur saluran muskuler yang diperlukan untuk menerima ovum yang telah dibuahi dan perkembangan zigot. Uterus digantung oleh ligamentum yaitu mesometrium yaitu saluran yang bertaut pada dinding ruang abdomen dan ruang pelvis. Dinding uterus terdapat 3 lapisan, lapisan dalam disebut endometrium, lapisan tengah disebut myometrium dan lapisan luar disebut perimetrium.

Uterus terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama adalah cornu uteri atau tanduk uterus. Cornu uteri ini jumlahnya ada 2 dan persis menyerupai tanduk yang melengkung. Cornu uteri merupakan bagian uterus yang berhubungan dengan oviduct. Kedua cornu ini memiliki satu badan uterus yang disebut corpus uteri dan merupakan bagian uterus yang kedua. Corpus uteri berfungsi sebagai tempat perkembangan embrio dan implantasi. Selain itu pada corpus uteri terbentuk PGF2 alfa. Bagian uterus yang ketiga adalah cervix atau leher uterus.

Bentuk-bentuk uterus ada 3, yaitu: 
  1. uterus bicornus: cornu uteri sangat panjang tetapi corpus uteri sangat pendek. Contoh pada babi.
  2. uterus bipartinus: corpus uteri sangat panjang dan di antara kedua cornu terdapat penyekat. Contoh pada sapi cornunya membentuk spiral. 
  3. uterus duplex: cervixnya terdapat dinding penyekat. Contoh: uterus pada kelinci dan marmut. 
  4. uterus simple: bentuknya seperti buah pir. Contoh: uterus pada manusia dan primata.

Fungsi uterus: 
1) saluran yang dilewati gamet (spermatozoa). Spermatozoa akan membuahi sel telur pada ampula. Secara otomatis untuk mencapai ampulla akan melewati uterus dahulu. 
2) tempat terjadinya implantasi. Implantasi adalah penempelan emrio pada endometrium uterus. 
3) tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio. 
4) berperan pada proses kelahiran (parturisi). 
5) pada hewan betina yang tidak bunting berfungsi mengatur siklus estrus dan fungsi corpus luteum dengan memproduksi PGF2 alfa.

Di dalam uterus terdapat curuncula yang berfungsi untuk melindungi embrio pada saat ternak bunting. Hasil pengukuran uterus pada praktikum ini, panjang corpus uteri adalah 20 cm, panjang cornu uteri adalah 13 cm. Menurut Lindsay et al., (1982) bahwa uterus pada sapi yang tidak bunting memiliki diameter 5 sampai 6 cm. Perbedaan ini dipengaruhi oleh umur, bangsa ataupun kondisi ternak.
Cerviks 

Cervix terletak di antara uterus dan vagina sehingga dikatakan sebagai pintu masuk ke dalam uterus. Cervix ini tersusun atas otot daging sphincter. Terdapat lumen cervix yang terbentuk dari gelang penonjolan mucosa cervix dan akan menutup pada saat terjadi estrus dan kelahiran. Cervix menghasilkan cairan yang dapat memberi jalan pada spermatozoa menuju ampula dan untuk menyeleksi sperma.

Selama birahi dan kopulasi, serviks berperan sebagai masuknya sperma. Jika kemudian terjadi kebuntingan saluran uterin itu tertutup dengan sempurna guna melindungi fetus. Beberapa saat sebelum kelahiran, pintu itu mulai terbuka, serviks mengembang, hingga fetus dan membran dapat melaluinya pada saat kelahiran (Blakeli and Bade, 1998).

Fungsi dari cervix adalah menutup lumen uterus sehingga menutup kemungkinan untuk masuknya mikroorganisme ke dalam uterus dan sebagai tempat reservoir spermatozoa.
Vagina 
Vagina adalah organ kelamin betina dengan struktur selubung muskuler yang terletak di dalam rongga pelvis dorsal dari vesica urinaria, dan berfungsi sebagai alat kopulatoris dan sebagai tempat berlalu bagi fetus sewaktu partus. Vagina mempunyai kesanggupan berkembang yang cukup besar. Vagina terbagi atas bagian Vestibulum yaitu bagian ke sebelah luar yang berhubungan dengan vulva, Portio vaginalis cervicis yaitu bagian ke sebelah dalam cerviks.
Legokan yang dibentuk oleh penonjolan cervik ke dalam vagina disebut fornix. Fornix dapat membentuk lingkaran penuh sekeliling cervix seperti pada kuda atau tidak ada sama sekali seperti pada babi. Suatu fornix dorsal ditemukan pada sapi dan domba.
Ujung caudal vagina berbatasan tepat cranial dari muara uretra di daerah hymen. Hymen adalah suatu kontriksi sirkuler antara vagina dan vulva. Hymen dapat menetap dalam berbagai derajat pada semua species, dari suatu pita sentral tipis dan vertikal sampai suatu struktur yang sama sekali tidak tembus (hymen imperforata). Sekitar 14 persen sapi-sapi dara memiliki sisa-sisa hymen, yang biasannya menghilang sesudah kopulasi atau kelahiran, lipatan-lipatan hymen yang jelas ditemukan pada kuda.
Dinding vagina terdiri dari mucosa,muskularis dan serosa. Selaput lendir terdiri dari sel-sel epithel tak berkelenjar, bersusun dan squamous, kecuali pada sapi, pada sapi, beberapa sel mucous terdapat di bagian cranial dekat cervik dan permukaan epithel tidak berkornifikasi, mungkin karena kadar estrogen yang rendah dalam sirkulasi darah. Perubahan-perubahan siklik yang terjadi pada epithel vagina dapat diikuti dengan tehnik preparat ulas bahan vaginal. Akan tetapi tehnik ini hanya jelas pada hewan-hewan yang bersiklus birahi pendek seperti tikus.
Selubung muskuler vagina tidak berkembang baik sebaik bagian luar uterus. Terdiri dari selapis sirkuler tebal di bagian dalam dan selapis tipis luar, lapisan terakhir bersambung sampai jarak tertentu ke uterus, sapi khas memiliki otot sphincer cranial disamping urat otot sphincer caudal (pada tempat pertemuan vagina dan vestibulum) yang ditemukan pada ternak mamalia yang lain. Lapisan muskularis cukup baik disuplai dengan buluh-buluh darah, berkas-berkas syaraf, kelompok-kelompok kecil sel-sel syaraf dan jaringan ikat longgar dan padat.
Lapisan muskulatur di bagian vagina terdiri dari dua lapis yaitu:
1. Lapis memanjang (longitudinal) tipis merupakan lapisan luar.
2. Lapis lingkar (circulair) agak tebal , berada di bagian dalam.
Diantara kedua lapisan muskulatur, terdapat tenunan ikat longgar maupun padat, yang banyak terdapat flexus-flexus vena dan kelompok sel syaraf perasa. Pada hewan betina dara terdapat selaput tipis yang merupakan sekat antara vestibulum vaginae dan portio vaginalis cervicis yang disebut Hymen. Pada umumnya hymen karena tipisnya robek dan hilang pada waktu hewan mencapai dewasa.

  •  Organ Kelamin Luar

Vulva
Vulva merupakan alat reproduksi hewan betina bagian luar. Vulva terdiri dari dua bagian. Bagian luar disebut labia mayora dan bagian dalamnya disebut labia minora. Labia minora homolog dengan preputium pada hewan jantan sedangkan labia mayora homolog dengan skrotum pada hewan jantan.

Pertautan antara vagina dan vulva ditandai oleh orifis uretral eksternal atau oleh suatu pematang pada posisi kranial terhadap uretral eksteral yaitu himen vestigial. Himen tersebut rapat sehingga mempengaruhi kopulasi. Vulva akan menjadi tegang karena bertambahnya volume darah yang mengalir ke dalamnya.

Klitoris
Klitoris merupakan alat reproduksi betina bagian luar yang homolog dengan gland penis pada hewan jantan yang terletak pada sisi ventral sekitar 1 cm dalam labia. Klitoris terdiri atas dua krura atau akar badan dan kepala (glans). Klitoris terdiri atau jaringan erektil yang tertutup oleh epitel skuamusa berstrata. Selain itu klitoris juga mengandung saraf perasa yang berperan pada saat kopulasi. Klitoris akan berereksi pada hewan yang sedang estrus. Fungsi dari klitoris ini membantu dalam perkawinan. 
BAB IV
PENUTUP
  • Kesimpulan  
  1. Organ reproduksi pada betina terbagi atas tiga yaitu organ kelamin primer yaitu ovarium (di dalamnya terdapat folikel dan corpus luteum), saluran reproduksi yaitu oviduct (tuba fallopii), uterus, cervix, dan vagina, serta organ kelamin luar yaitu vulva dan clitoris.  
  2. Ovarium berfungsi sebagai produksi gamet / sel benih (ovum, tunggal : sel telur); ova, jamak : sel - sel telur ), produksi estrogen oleh folikel de graaf, produksi progesteron oleh corpus luteum
  3. Oviduct (Tuba Fallopi) berfungsi sebagai transpor gamet (spermatozoa dan oosit ) dan tempat pembuahan.
  4. Uterus berfungsi sebagai menanam janin dan memberi makan embrio dan featus
  5. Cerviks berfungsi untuk melindungi uterus dari kontaminasi mikroba, penyimpan semen dan transpor spermatozoa, tempat deposisi semen saat kawin alam
  6. Vagina berfungsi sebagai organ kopulasi, tempat deposisi semen saat kawin alam (sapi, kambing,domba) dan sebagai saluran kelahiran
  7.  Vulva merupakan lubang luar (eksterior) saluran reproduksi.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Anonimolus.2009, http://derajad-google.blogspot.com/2008/12/organ-reproduksi-dan-fungsinya.html
 Blakely, J. dan D. H. Bade. 1998. Ilmu Peternakan Edisi ke-4. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.
Brown. 1992. Buku Teks Histology Veteriner. UI Press, Jakarta
Frandson. 1986. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press, Yogyakarta.
  Toliehere, M.R., 1981. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit Angkasa, Bandung.